Pages

Monday, February 4, 2013

Mengantar Rejeki

foto : google
Hari ini aku dibuat terharu dan tergugu. Akan sebuah takdir yang Allah tetapkan. Menjadi pengantar rejeki yang datang dari arah yang tak di duga-duga.
Sebenarnya mungkin ini bukan kali pertama, tapi entahlah, rasanya hari ini lebih bermakna. Mungkin karena usia semakin matang (baca : tua :p) maka perenungan semakin dalam (tssaaahhh).
Kisah serupa pun tlah aku baca di sini. Tapi mengalami sendiri, dan dalam kesadaran serta perenungan sungguh berbeda.

Hari ini guru-guru berkumpul di sekolah, menguatkan kembali rencana kepindahan Sekolah Alam Indonesia dari Ciganjur ke lahan baru. Calon lahan baru sudah ada, yang masih harus dipikirkan dan diusahakan adalah dananya. Untuk dana awal insyaAllah sudah ada, jadi untuk next stepnya yang harus terus ikhtiar. Banyak lah yang dilakukan hari itu, insyaAllah menguatkan jiwa-jiwa kita kembali.

Kami sebelumnya sudah dibagi kedalam beberapa kelompok.
Sesi terakhir adalah sesi berserah dan sedekah.  Jadi setiap orang memberikan infaq terbaiknya dan dikumpulkan dalam kelompoknya, kemudian stelah terkumpul harus langsung disalurkan kepada pihak yang kita pilih dan dirasa yang paling membutuhkan.
Dari kelompok saya terkumpul dua jutaan dan kami bersepakat menyalurkannya kepada seorang ibu yang mengurus anak-anak yatim.

Singkat cerita kami mengunjungi rumahnya. Tadinya saya pikir ini adalah semacam panti asuhan yang dikelola yayasan atau suatu badan, tapi rupanya ibu ini seorang yang mengelola anak-anak ini. Di depan rumah tidak ada tulisan atau plang rumah yatim atau sejenisnya.

Bagian dalam depan rumah tampak lega karena tidak diisi dengan aneka perabot, tampak seperti biasa digunakan untuk belajar bersama atau mengaji. Ada satu sofa set di sana. 
Ketika kami sampaikan maksud kedatangan, Sang Ibu tampak berkaca-kaca dan berkata, 'Terimakasih ya Bu, semoga segala kebaikan ibu semua dibalas Allah. Alhamdulillah ini rejekinya anak-anak, kebetulan beberapa anak ada yang mau ujian, ibu sudah bingung darimana uang buat bayar ujiannya. Ini pertama kalinya anak yang paling besar mau ujian SMA'

Degh...

Aku membayangkan, sebelum kedatangan kami, ibu ini sedang berdoa, mungkin doa terkhusyuknya, memohon pertolongan Allah atas hajatnya dan hajat anak-anak yatim di bawah asuhannya. Lalu datanglah kami menjadi perantara terkabulnya doa. Tidak, walaupun kami tidak datang, aku yakin Allah pasti akan mengutus orang lain.
Subhanallah.. betapa luar biasa rasanya menjadi pengantar rejeki orang-orang yang membutuhkan. Terasa betapa nikmatnya melihat kebahagiaan terpancar dari jiwa yang merindu hadirnya pertolongan. Walaupun hakikatnya bukan kami yang menolong, hanya perantara saja.

Bisa dimengerti kenapa gerakan-gerakan penyaluran dana yang masif terus bergulir dan para relawannya tidak dibayar, seperti Sedekah Rombongan yang dimotori mas Saptuari   (@Saptuari) atau Makelar Sedekah  yang dimotor Mas Mono (@masmono08).

Sore itu semakin nyata sabda Nabi SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya adalah benar.
Semakin yakin bahwa pemelihara anak yatim kelak di surga begitu dekat dengan Nabi SAW

Ya Allah.. mampukan hamba untuk berbuat seperti mereka yang telah lebih dulu menempuh jalan surgaMu... aamiin..

foto : google



No comments:

Post a Comment